Pembelajaran Pada Abad Digital
PEMBELAJARAN PADA ABAD
DIGITAL
Pada era 90’an sistem
belajar jarak jauh dapat dilakukan melalui berbagai media yang ada pada saat
itu. Seperti televisi, radio dan pembelajaran lewat buku-buku modul. Seiring
perkembangan zaman khususnya teknologi informasi dan komunikasi seperti telepon
genggam, tablet yang memungkinkan orang berkomunikasi tatap muka melalui
telepon genggam dan tablet.
Teori connectivism
merupakan alternatif teori pembelajaran pada abad digital. Belajar adalah
proses yang terjadi dalam lingkungan abstrak. Istilah connectivism pertama kali
digagas oleh George Siemens. Pembelajaran dalam pengertian connectivism
dipahami sebagai suatu proses yang terjadi dalam lingkungan-lingkungan
elemen-elemen inti pembelajaran yang kabur dan tidak sepenuhnya dalam kendali
seorang individu.
Banyak perguruan tinggi
di Indonesia yang mulai menerapkan teori connectivism ini dalam pembelajaran
mereka tidak terkecuali dengan kampus saya sendiri, terutama dalam mata kuliah
Bahasa Indonesia. Dosen kami yaitu Pak Hernowo, berkali-kali mengatakan bahwasannya
pembelajaran dikelas tidaklah efektif, karena keterbatasan waktu. Untuk itu
beliau membuat inovasi baru dalam cara mengajar dengan membuat sebuah grup di
facebook agar kami dapat belajar via online dalam komunitas tersebut. Beliau
sering memosting suatu bacaan untuk kita baca dan pahami. Menurutnya, belajar
via online memberi banyak manfaat. Bagi mereka yang sulit bertanya atau kurang
percaya diri ketika harus bertanya secara langsung atau face to face,
diharapkan dengan cara belajar seperti itu menjadi berani untuk
bertanya, lebih leluasa dalam waktu karena waktu kita dengan dunia sosial media
tidak terbatas. Kapan pun dan di manapun kita dapat belajar. Dan
menurut saya, itu merupakan inovasi pembelajaran yang cukup menarik.
Banyak orang mengatakan,
pada era globalisasi ini dengan menjamurnya internet dimana-mana bahkan
dipelosok kampung, itu sangat berpengaruh buruk bagi kelangsungan masa depan.
Pendapat itu mungkin ada benarnya melihat realita yang ada. Namun
tidak serta merta kita menyalahkan internet atas
kemungkinan-kemungkinan buruk yang kita hadapi. Internet adalah sebuah alat.
Dimana alat akan berfungsi dengan baik dan berguna sesuai penggunaannya jika si
pengguna mengerti akan kegunaan alat tersebut. Selama yang saya rasakan sebagai
pelajar konvensional hingga mengalamitransformasi sebagai pelajar
yang memasuki era globalisasi ini, saya sangat merasakan perbedaan yang paling
mendasar. Mengingat dulu bagaimana susahnya mencari suatu informasi, jauh
berbeda dengan hari ini di mana saat saya memerlukan suatu informasi, tak butuh
waktu lama saya pun segera mendapatkannya tanpa usaha berlebih. Selain lebih
mudah dalam mencari informasi guna memenuhi tugas-tugas kuliah, saya juga
menjadi tahu perkembangan apa saja yang terjadi dikancah dunia ini tidak
terbatas nusantara atau bahkan lokal saja. Dengan mudah, kita tahu
kejadian-kejadian yang terjadi pada dunia. Kita juga dapat mengenal berbagai
karakter manusia di belahan dunia. Itu hanya sedikit manfaat dari beribu
manfaat lainnya yang kita peroleh dari pemanfaatan internet secara benar.
Menilik hasil survei yang
dilakukan oleh “Litbang Kompas” terhadap 677 responden yang dipilih secara acak
di 12 kota besar di Indonesia pada 9-11 September 2015, diperoleh hasil bahwa
masih rendahnya minat masyarakat kita terhadap model pembelajaran
“online”/daring tersebut karena masyarakat belum memandang positif perkuliahan
daring. Kebanyakan masyarakat kita lebih menyukai hal-hal yang riil atau
nyata. Mindset mereka masih terikat bahwa internet membawa
banyak pengaruh buruk. Kurang dari 50% mereka menjawab tidak tertarik untuk
melanjutkan studi pendidikan dengan sistem daring ini. Yang jika dipahami
secara benar, perkuliahan daring ini memberi banyak keleluasan dalam belajar.
Kita dapat belajar di mana saja, kapan saja hingga dapat memilih sendiri model
guru yang kita inginkan. Selain itu, kita juga bisa kuliah sambil bekerja
mengingat akan luasnya waktu yang kita punya, kita dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan lebih mudah, kita dapat terhubung dengan berbagai orang di
belahan dunia dan masih banyak lagi.
Sebanyak 69,3% mengatakan
bahwa kualitas lulusan perguruan tinggi sistem “online” dengan lulusan
perguruan tinggi konvensional itu tidaklah sama. Didasari pandangan buruk
mereka terhadap internet, jadilah hasil yang demikian. Penilaian mereka
demikian bukanlah tanpa alasan. Tetap saja sehebat apapun dunia teknologi pasti
banyak pula kelemahannya. Dengan berbagai manfaat yang telah saya paparkan di
atas, saya juga akan menyebutkan beberapa dampak buruk yang diakibatkan oleh
internet. Seperti kerahasiaan kita semakin terancam, kecemasan teknologi,
penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak
kriminal, siswa menjadi malas belajar karena terlena oleh keasikan dunia sosial
media yang ada dan banyak lagi dampak negatif yang ditimbulakn oleh internet.
Melihat semua itu, tidak heran banyak masyarakat yang masih enggan
bersinggungan dengan dunia internet.
Seiring dampak
positif yang kita dapat dari internet, kita juga harus sadar betul bahwa dampak
negatif pun pasti setia mengikuti. Kembali lagi kepada masing-masing individu
itu sendiri bagaimana memperlakukan internet dengan baik sesuai
dengan tujuan awal penciptaan internet itu sendiri yakni memudahkan pekerjaan
manusia. Terlepas dari pengaruh buruk yang dihadapi, pintar-pintarnya kita saja
dalam memilah info atau hal apapun yang kita peroleh dari internet. Jika semua
orang sudah dapat membuka pikiran bahwa baik buruknya semua hal adalah
tergantung dari masing-masing individu itu sendiri, maka tidak menutup
kemungkinan akan lahir manusia-manusia cerdas yang dapat memanfaatkan kemajuan
teknologi ini dengan tetap memperhatikan batasan-batasan tertentu yang kelak
dapat memajukan kehidupan ini dengan berbagai fasilitas kemudahan yang ada dan
tidak lagi menyalahkan teknologi akan kerusakan yang ada pada masyarakat.
Karena teknologi hanyalah sebuah alat, yang baik buruknya sangat bergantung
pada pengguna alat tersebut, yang dalam hal ini adalah manusia. Semoga
bermanfaat. Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar