MENGAPA, MENGAPA dan MENGAPA
1.
Mengapa
saya tercipta di dunia ini?
Jawab: Saya pernah
belajar biologi dan saya mendapat kesimpulan tersendiri bahwasannya kita yang
ada di dunia ini tercipta untuk menjadi seorang pemenang. Kenapa? Ya karena
dalam proses pembuahan berlangsung,
ratusan ribu bahkan jutaan sel sperma berlomba-lomba untuk dapat menembus
dinding rahim ibu kita. Dan yang berhasil menembus itulah kemudian berproses
lalu lahirlah kita ke dunia ini. Jadi, saya berkesimpulan bahwa Tuhan tidak
menciptakan kita di dunia melainkan telah ditakdirkan untuk menjadi
manusia-manusia yang tangguh dan takkan terkalahkan. Tentunya sesuai dengan
kemampuan dan tingkat masing-masing yang telah Tuhan gariskan kepada kita. Tidak
ada alasan bagi kita untuk menyerah apalagi menyalahkan hidup.
2.
Mengapa
saya perlu belajar?
Jawab: Manusia adalah
makhluk yang paling sempurna dibanding dengan makhluk Tuhan lainnya. Ia
dianugrahi sebuah potensi luar biasa semenjak diciptakan yakni akal. Akal ini
berguna untuk memilah antara yang baik dan buruk. Bukan Tuhan tidak mampu
menciptakan kita dalam keadaan pintar atau cerdas semua, melainkan Tuhan dengan
cara-Nya ingin menunjukkan kuasa-Nya bahwa yang mampu berpikir secara optimal
adalah mereka yang menggunakan potensi akal secara maksimal dan semua itu hanya
bisa didapatkan melalui proses belajar. Dan bagi mereka yang terus belajar,
maka ia tengah berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan mereka dan mereka
beruntung disisi Tuhannya.
3.
Mengapa
saya harus hidup dengan penuh aturan?
Jawab: Siapapun dari
kita pasti sempat terlintas pertanyaan semacam itu. Mengapa sih harus seperti
ini, seperti itu, tidak boleh begini tidak boleh begitu dan hal serupa lainnya.
Dalam hidup, tentu tidak bisa lepas dari peraturan. Terlebih lagi kita hidup
berdampingan dan bersosialisasi dengan masyarakat. Di sinilah harus muncul
sebuah peraturan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan aturan, hidup menjadi
tersusun, rapi dan berjalan sebagaimana mestinya. Tanpa aturan, hidup ini akan
berantakan dan tak ubahnya kita dengan makhluk lain yang tak mempunyai potensi
luar biasa itu, yakni akal. Dengan peraturan, manusia membuktikan dirinya mampu
taat terhadap hal-hal yang telah mereka buat dan sepakati bersama. Dan dengan
peraturan, manusia diajarkan untuk bertanggungjawab atas apa yang telah
dilakukan.
4.
Mengapa
saya bersekolah di STFI Sadra?
Jawab: Saya tidak
dapat mengatakan selain bahwasannya saya berkesempatan menuntut ilmu di STFI
Sadra ini adalah sebuah takdir yang telah Tuhan gariskan untuk saya dan itu
adalah hal baik yang layak saya dapatkan. Berawal dari berburu kuliah dengan
beasiswa penuh, akhirnya saya dipertemukan dengan kampus yang super keren ini.
Dan lewat Sadra, saya rasa Tuhan tengah menunjukkan kuasa-Nya agar saya lebih
dekat dengan-Nya melalui mata kuliah-mata kuliah yang ada di kampus kecil namun
tempat berkumpulnya orang-orang terpilih senusantara ini. Dan ini merupakan
salah satu bentuk kasih sayang Tuhan yang tengah Ia peruntukkan untuk saya. Di
STFI Sadra, saya belajar banyak hal yang sebelumnya tak pernah saya pelajari.
Kampus ini benar-benar mengajarkan saya untuk mampu berpikir kritis dan
independen. Dan tanggungjawab atas apa yang telah diambil.
5.
Mengapa
Tuhan itu satu? Tidak dua atau tiga?
Jawab: Pertanyaaan
ini kemungkinan banyak dipertanyakan oleh anak-anak kecil walau tidak menutup
kemungkinan orang dewasa juga menanyakan hal yang sama. Saya analogikan Tuhan
dengan pemimpin suatu negara atau dengan kata lain adalah Presiden. Jika dalam
suatu negara terdapat dua presiden atau lebih, maka aturan, kebijakan, larangan
tentu akan berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, bukan tertib
malah yang ada negara itu akan hancur berantakan. Begitu pula dengan Tuhan,
jika Ia berbilang, maka kehancuran akan melanda dunia ini karena akan selalu
terjadi pertentangan antara Tuhan yang satu dengan yang lainnya. Maka dari itu,
Tuhan cukup satu guna menjalankan alam sebagaimana mestinya.
Komentar
Posting Komentar